Sabtu, 16 Agustus 2014

tahapan pengasuhan anak

Waktu berharga pengasuhan anak:
7 tahun pertama (0-7 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai raja.
Zona merah - zona larangan
jangan marah-marah, jangan banyak larangan, jangan rusak jaringan otak anak.
Pahamilah bahwa posisi anak yang masih kecil, saat itu yang berkembang otak kanannya.
7 tahun kedua (7-14 tahun):
Perlakukan anakmu sebagai pembantu atau tawanan perang.
Zona kuning - zona hati-hati dan waspada.
Latih anak-anak mandiri untuk mengurus dirinya sendiri, mencuci piring, pakaian, setrika, dll.
Banyak pelajaran berharga dalam kemandirian yang bermanfaat bagi masa depannya.
7 tahun ketiga (14-21 tahun):
Perlakukan anak seperti sahabat.
Zona hijau - sudah boleh jalan.
Anak sudah bisa dilepas untuk mandiri. Mereka sudah bisa dilepas sebagai duta keluarga.
7 tahun keempat (21-28 tahun):
Perlakukan sebagai pemimpin. 
Zona biru - siap terbang.
Siapkan anak untuk menikah.
Pada masa anak-anak yang berkembang otak kanannya. Otak kiri berkembang saat usianya menjelang 7 tahun.
Anak perempuan keseimbangan otak kanan dan kirinya lebih cepat. Sedangkan anak laki lebih lambat.Keseimbangan otak kanan dan kiri pada anak laki-laki baru tercapai sempurna di usia 18 tahun, sedangkan anak perempuan sudah cukup seimbang otak kanan dan kirinya di usia 7 tahun. Ampun dah lama bener ya?Ternyata ada rahasia Allah mengapa diatur seperti itu
√Laki-laki dipersiapkan untuk jadi pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan. Untuk itu, jiwa kreatifitas dan explorasinya harus berkembang pesat. Sehingga pengalaman itu membuatnya dapat mengambil keputusan dengan tenang dan tepat.
√Sementara perempuan dipersiapkan untuk jadi pengatur dan manajer yang harus penuh keteraturan dan ketelitian.
**Untuk memberi intruksi pada anak, gunakan suara Ayah . Karena suaranya bas, empuk dan enak di dengar.
**Kalau suara Ibu memerintah, cenderung melengking seperti biola salah gesek. Itu bisa merusak sel syaraf otak anak. 250rb sel otak anak rusak ketika dimarahin
**Solusinya, Ibu bisa menggunakan bahasa tubuh atau isyarat jika ingin memberikan instruksi. 
Suara perempuan itu enak didengar jika digunakan dengan nada sedang. Cocok untuk mendongeng atau bercerita.
++Cara berkomunikasi yang efektif dengan anak:
1. Merangkul pundak anak sambil ditepuk lembut.
2. Sambil mengelus tulang punggung anak hingga ke tulang ekor.
3. Sambil mengusap kepala.
Dengan sentuhan ada gelombang yang akan sampai ke otak anak sehingga sel-sel cintanya tumbuh subur. Mudah-mudahan bisa bermanfaat.
info juga buat bapak2nya..
"My Choice" - Premium Organic Halal Chicken
~Trusted Premium Halal and Healthy Chicken~

Kamis, 31 Oktober 2013

Balok umum 505 :: mainan-kayu.com

Cityblock adalah mainan yang membantu pengembang kontruktif , mengabungkan bentuk bentuk yang berbeda sehingga menjadi bangunan.  Mulai dari umur 2 tahun anak sudah memainkan mainan ini. Disarankan 1 anak bisa memainkan 100pcs balok balok. Ada banyak jenis mainan dari balok ini biasanya diidentifikasikan dengan isi dan bahan pembuatnya.
Untuk type ini beris 505pcs dengan natural warnanya. Terdapat manifestasinya.
HARGA TIDAK TERMASUK LEMARI : untuk pengiriman standard dengan box kayu
  • Bahan Pembuatan : Terbuat dari kayu mindi dengan ketebalan standard 3cm dan kelipatan 3cm sehingga dapat digabungkan dengan type apa aja. Sebagian dicat dengan solid colour sebagian menampilkan sisi natural kayu. Diberikan pilihan dengan bingkai atau tempat dari kayu atau juga tanpa bingkai.
  • Cara Bermain : Jangan memberikan contoh mengenai bangunan yang akan dibangun karena nanti sii explorasi dan kontruktif anak tidak tercapai. Biarkan dia mengembangkannya sendiri sesuai dengan imajinasinya. Bangunlah sebesar dan setingggi mungkin. Hal ini akan membuat anak merasa senang. Setelah bermain kumpulkan kembali dan masukan ke dalam tempatnya. Sediakanlah tempatnya baik dari kotak atau pun tas.
  • Manfaat Bermain : Mengembangan sisi kontruksif, mengembangkan imajinasi, melatih motoris halus dan melatih sosialisa dengan anggota keluarga yang lain. Pengenalan bentuk bentuk dan warna

Minggu, 13 Oktober 2013

Hakikat Pendidikan Anak PAUD

(1) Kita Salah Didik sejak TK
KENAPA bangsa kita bisa menjadi begini amburadul? Wismiarti, seorang ibu yang dokter gigi, punya satu jawaban, yang didapatnya dari koleganya di Australia: ”Karena orang-orang Indonesia salah didik sejak dari Taman Kanak-kanak!” Kondisi tersebut diperparah oleh sikap para orangtua yang semberono di dalam mendidik anak-anak mereka di rumah.
Mengingkari Sunatullah
Anak-anak balita (golden age) di kota-kota besar di Indonesia, dibiarkan mengalami ketelantaran cinta dan makna. Para ibu ”modern” — karena alasan kepraktisan dan mengutamakan kerja di luar rumah — lebih memilih tidak memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pada kehidupan awal sang bayi.  Padahal, tindakan itu tak hanya berarti tidak memberikan pelukan, kenyamanan, kebahagiaan, ketenangan, membantu penyambungan sel-sel otak anak, membangun kepercayaan anak terhadap ibu; melainkan juga mengingkari ketentuan Allah (sunatullah).
Tak cuma itu. Mereka pun lebih percaya untuk menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada para pengasuh bayi, yang entah seperti apa kualitas moral, ilmu, cinta dan bahasanya. Padahal, perkembangan otak dan pertumbuhan akhlak dan jiwa anak-anak balita, sangat bergantung kepada asupan informasi dan modelling orang-orang dewasa di sekitarnya. Justeru pada usia balitalah, anak-anak sangat membutuhkan peranan aktif dari, terutama, ibunya.
Pada saat itulah, masa depan anak ”ditentukan.” Jika momentum yang luarbiasa penting itu diserahkan kepada babby sitter, kita ”tahu” seperti apa isi otak dan masa depan mereka.  Anak-anak akan hidup tanpa cinta, sel-sel otaknya tidak tersambung maksimal, proses belajarnya tidak sesuai dengan tahapan, kepercayaan dirinya rendah, mereka akan sulit memahami makna segala sesuatu, dan dunia serta kehidupan akan dijalaninya secara serampangan, tanpa ada kesadaran akan tanggungjawab dan misi suci.
Metode Sentra
Maka, setelah mendapatkan jawaban yang fundamental dan menyentak itu, Wismiarti langsung memutuskan berhenti praktek sebagai dokter gigi. Pada 1996, ia mendirikan Sekolah Al-Falah, dimulai dari TK, di Ciracas, Jakarta Timur.
Itu diawali dengan studi banding ke beberapa sekolah TK di Australia, Eropa, dan Amerika Serikat. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengadopsi metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time/Lebih Jauh tentang Sentra dan Saat Lingkaran) yang kemudian dikenal sebagai “Metode Sentra.” Metode itu, yang “play-based learning”  dikembangkan oleh Pamela Phelps Phd di Creative School, Talahasse Florida, Amerika Serikat, sejak 1970. Adalah Pamela Phelps yang hingga kini menjadi konsultan Sekolah Al-Falah.
Dengan Metode Sentra, sejak usia dini, anak-anak diajak menjalankan nilai-nilai mulia sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama, seperti hormat, jujur, sayang teman, rajin, tanggungjawab, disiplin, dan lain-lain. Nilai-nilai positif itu dialirkan melalui program sehari-hari, seperti saat makan, main, atau pun menjelang tidur.
Kemampuan klasifikasi dibangun sangat kuat. Klasifikasi pada benda kongkret (alat permainan edukatif) berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran, diajarkan pada diri anak (seyogianya sejak bayi). Di setiap Sentra, kemampuan itu terus ditingkatkan, baik saat main maupun saat membereskan mainan tersebut.
Jika klasifikasi pada hal-hal yang kongkret sudah terbangun, maka kelak di kala dewasa, mereka akan mampu menglasifikasi hal-hal yang abstrak. Anak akan mampu membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Kelemahan dalam klasifikasi, kelemahan dalam berpikir kongkret dan juga berpikir abstrak, itulah yang, antara lain, menyebabkan manusia Indonesia – sebagamana kita lihat di kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif — tidak memahami apa tugas dan tanggungjawabnya.
Dalam hal membangun disiplin anak, Sekolah Al-Falah menerapkan “disciplin with love.” Disiplin dijalankan melalui simulasi langsung, sehingga anak-anak tahu dan mengerti tentang mengapa dan untuk apa suatu aturan dibuat. Misalnya, pada saat main balok, anak diberi tahu bahwa balok-balok kayu aneka bentuk geometris itu fungsinya untuk bermain pembangunan. Jika balok digunakan untuk hal lain, maka bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Untuk pelajaran membaca, menulis dan berhitung – yang diselenggarakan dalam Sentra Persiapan — cara belajarnya sangat berbeda dengan yang umum berlangsung di Indonesia, yang konvensional. Dalam Sentra, anak-anak tidak diajari mengeja huruf-huruf A, B, C, atau 1 + 1 = 2.
Melalui Sentra, kemampuan dan keterampilan anak dibangun melalui main, tanpa tekanan dan paksaan dari guru dan lingkungan. Dengan Sentra, pengetahuan dan keterampilan (knowledge) anak diorganisir secara rapi. Guru menciptakan kondisi dan memberikan kesempatan kepada anak agar mereka  ”menemukan sendiri” pengetahuan keaksaraan dan kemampuan berhitungnya.
Dilarang Melakukan “Tiga M”
Metode Sentra membuat anak belajar dengan gembira, dan sekolah jadi menyenangkan. Suasana nyaman dan menyenangkan harus dicapai. Maka, guru dilarang melakukan ”Tiga M”: menyuruh, melarang, marah/menghukum. Karena, jika anak dalam kondisi tertekan, kecewa, sedih, atau marah (emosi negatif), maka ia tidak akan dapat belajar. Berdasarkan penelitian, otak pusat berpikir manusia tidak akan berfungsi jika emosi dalam keadaan negatif. Dengan memosisikan anak sebagai subyek dan bukan obyek, seluruh potensi kecerdasan bisa dibangun, dan anak akan tumbuh menjadi pribadi penemu, percaya diri, dan bahagia.
Metode Sentra membangun anak pada delapan domain, yaitu afeksi, estetika, kognisi, psikomotor, bahasa, sosial, pembangunan, dan main pura-pura (berdasarkan teori Jean Piaget). Juga mengembangkan tujuh kecerdasan dasar (multiple Intelligences menurut teori Howard Gardner). Sebagai sekolah Islam, Wismiarti memperkuatnya dengan pembangunan 18 Sikap, nilai-nilai yang diambil dari 99 Asmaul Husna, yang sangat penting dihayati dan dialirkan oleh  para guru kepada anak-anak di setiap Sentra. Dengan semua itu, anak-anak diharapkan menjadi insan kamil, yang understanding dan adaptable.
Ada tujuh sentra yang dikembangkan di Sekolah Al-Falah, yaitu Sentra Balok, Bahan Alam, Seni, Persiapan, Main Peran Besar, Main Peran Kecil, dan Imtaq.
Metode Sentra menggunakan kurikulum individual disesuaikan kebutuhan dan tahap perkembangan anak (Jean Piaget). Sehingga, hal yang pertama kali harus dibangun adalah kemampuan guru untuk bisa membaca tahap perkembangan siswa dan memberikan dukungan pembelajaran yang sesuai. Untuk itu, jumlah siswa di tiap kelas dibatasi maksimum 12 anak.
Hasilnya?Hanya dengan paradigma baru seperti itulah, kita akan bisa menghasilkan generasi baru (pemimpin) bangsa yang lebih baik dan berakhlak mulia! Insya Allah.

Jumat, 27 September 2013

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK USIA DINI


Pada era globalisasi seperti sekarang ini telah terjadi kemajuan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi. Kemajuan itu menuntut dukungan budaya baca tulis, yaitu perwujudan perilaku yang mencakup kemampuan, kebiasaan, kegemaran, dan kebutuhan baca tulis.

Namun hingga saat ini budaya baca tulis belum sepenuhnya berkembang di masyarakat Indonesia. Karena itu jika bangsa Indonesia ingin berhasil dalam pembangunan di masa depan, pengembangan budaya baca tulis mutlak diperlukan.

Yang menjadi persoalan sekarang adalah, kapan kemampuan membaca dan menulis mulai diajarkan? Jawaban pertanyaan itu sebenarnya masih berupa polemik. Bagaimana tidak? Sebagian ahli mengatakan membaca dan menulis baru dapat diajarkan setelah anak masuk SD sebagaimana kebijakan kurikulum TK sekarang ini. Tetapi banyak juga ahli yang mengatakan bahwa membaca dan menulis harus diajarkan sejak dini.

Durkin (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.2) telah mengadakan penelitian tentang pengaruh membaca dini pada anak-anak. Dia menyimpulkan bahwa tidak ada efek negatif pada anak-anak yang diajar membaca dini. Steinberg (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.2) juga mengemukakan bahwa anak-anak yang mendapatkan pelajaran membaca dini umumnya lebih maju di sekolah. Hal tersebut masih diperkuat oleh pendapat Moleong (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.3) yang mengatakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak TK adalah kemampuan membaca dan menulis.

Jadi pengembangan kemampuan membaca dan menulis di TK dapat dilaksanakan selama masih dalam batas-batas aturan praskolastik dan sesuai dengan karakteristik anak, yakni belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar.

Untuk mengajarkan kemampuan membaca pada anak TK, guru perlu mengetahui tahapan perkembangan kemampuan membaca pada anak. Menurut Cochrane Efal (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.9), perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni:

1. Tahap Fantasi (Magical Stage)
Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku. Anak mulai berpikir bahwa buku itu penting dengan cara membolak-balik buku. Kadang anak juga suka membawa-bawa buku kesukaannya. Pada tahap ini orang tua hendaknya memberikan model atau contoh akan arti pentingnya membaca dengan cara membacakan sesuatu untuk anak, atau membicrakan tentang buku bersama anak.
2. Tahap Pembetukan Konsep Diri (Self Concept Stage)
Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku. Orang tua perlu memberikan rangsangan dengan jalan membacakan buku pada anak. Berikan akses pada anak untuk memperoleh buku-buku kesukaannya.
3. Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)
Anak menyadari cetakan yang tampak dan mulai dapat menemukan kata yang sudah dikenal. Orang tua perlu membacakan sesuatu kepada anak, menghadirkan berbagai kosa kata pada anak melalui lagu atau puisi. Dan berikan kesempatan membaca sesering mungkin.
4. Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reader Stage)
Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic dan syntactic) secara bersama-sama. Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan seperti membaca kardus susu, pasta gigi dan lain-lain. Pada tahap ini orang tua masih harus membacakan sesuatu pada anak. Namun jangan paksa anak untuk membaca huruf demi huruf dengan sempurna.
5. Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage)
Anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas. Orang tua dan guru masih harus tetap membacakan buku pada anak. Tindakan tersebut dimaksudkan dapat mendorong anak untuk memperbaiki bacaannya. Bantu anak memilih bacaan yang sesuai.

Huruf dan kata-kata merupakan suatu yang abstrak bagi anak-anak, sehingga untuk mengenalkannya guru harus membuatnya menjadi nyata dengan mengasosiasikan pada hal-hal yang mudah diingat oleh anak. Pertama kali mengenalkan huruf biasanya guru memusatkan hanya pada huruf awal suatu kata yang sudah di kenal anak. Dan agar tidak ada kesan pemaksaan “belajar membaca” pada anak maka harus dilakukan dengan menyenangkan.

Sebelum mengajarkan membaca pada anak, dasar-dasar kemampuan membaca atau kemampuan kesiapan membaca perlu dikuasai anak terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar kita dapat mengetahui apakah anak sudah siap diajarkan membaca. Kemampuan kesiapan membaca yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan membedakan auditorial.
Anak-anak harus memahami suara-suara umum di lingkungan mereka. Mereka harus memahami suara yang dihasilkan oleh konsonan atau vokal.
2. Kemampuan diskriminasi visual.
3. Kemampuan membuat hubungan suara-simbol.
4. Kemampuan perseptual motoris.
5. Kemampuan bahasa lisan.
6. Membangun sebuah latar belakang pengalaman.
7. Interpretasi gambar.
8. Progesi dari kiri ke kanan.
9. Kemampuan merangkai.
10. Penggunaan bahasa mulut.
11. Pengenalan melihat kata.
12. Lateralisasi.
13. Koordinasi gerak.

Tanda-tanda kesiapan membaca:
1. Apakah anak sudah dapat memahami bahasa lisan?
2. Apakah anak sudah dapat mengujarkan kata-kata dengan jelas?
3. Apakah anak sudah dapat mengingat kata-kata?
4. Apakah anak sudah dapat mengujarkan bunyi huruf?
5. Apakah anak sudah menunjukkan minat membaca?
6. Apakah anak sudah dapat membedakan bunyi dengan baik?

Banyak metode yang bisa diterapkan dalam upaya mengenalkan huruf diantaranya metode bercerita, tanya jawab serta permainan dengan kartu bergambar.

Sourche:
-Nurbiana Dhieni, (2005) Metode Pengembangan Bahasa : Jakarta, UT
-Depdiknas (2000), Permainan Membaca dan Menulis : Jakarta.

Tahapan Membaca Untuk Anak Usia Dini


Membaca yang merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa, juga merupakan  komponen komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi  diubah menjadi lambang-lambang tulisan, kemudian diubah menjadi makna, proses perubahan inilah  yang dibina dan dikuasai pada araf awal keterampilan membaca.



Mengajarkan membaca di Taman Kanak-kanak dapat dilaksanakan selama dalam batasan–batasan aturan pengembangan pra-akademik serta berdasarkan  pada prinsif dasar hakiki dari pendidikan TK sebagai sebuah taman bermain, bersosialisai, dan pengembangan pra-akademik yang subtansial, seperti kecerdasan emosi, motorik, disiplin/anggung jawab, konsep diri dan akhlak.
Ada beberapa tahapan membaca pada anak, dan secara khusus perkembangan  kemampuan membaca   pada  anak   belangsung  dalam  5    tahap
(Depdiknas 2000:6-8), yaitu sebagai berikut:

 
 a)     Tahap fantasi (magical stage)
      Pada tahap ini anak belajar menggunakan buku, mulai berpikir bahwa buku itu penting, melihat atau membolak balikan buku dan kadang-kadang membawa buku kesukannya. Pada tahap ini orang tua atau guru dapat memberikan atau menunjukan model/contoh tentang perlunya membaca, membacakan sesuatu pada anak, membicarakan buku pada anak.
b)      Tahap pembentukkan konsep diri (self concept stage)
      Pada tahap ini anak perpandangan bahwa dirinya sebagai pembaca, mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, berpura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku,  dan dapat menggunakan bahasa buku  meskipun tidak cocok dengan tulisannya. Hendaknya orang tua dan guru memberikan stimulus atau rangsangan  dengan jalan membacakan apa saja kepada anak, seperti buku cerita, tulisan pada kotak susu, bungkus makana, pasta gigi, dan lain-lain serta melibatkan anak  ketika membacanya.  Selain itu berikan akses kepada anak mengenai buku-buku yang mereka ketahui.
c)      Tahap membaca gambar (bridging reading stage)
Anak sudah dapat  mengenali dan menemukan kata pada tulisan/cetakan yang tampak, menggungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, mengulang kembali cerita yang tertulis dan dapat mengenal tulisan kata dari puisi atau lagu serta sudah mengenal abjad.
Pada tahap ini orang tua atau guru membacakan sesuatu pada anak, mengenalkan kosa kata baik dari lagu maupun puisi,
d)      Tahap pengenalan bacaan (take-off reader stage)
Pada tahap keempat anak sudah mulai menggunakan tiga sitim isyarat secara bersamaan yaitu graphonik, sematik dan syntaksis, pada tahap ini anak muali tertarik pada bacaan, mulai menggingat cetakan tulisan pada konteknya, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagi tanda seperti pada kotak susu, botol minuman ringan, bungkus makana dan lain-lain. Pada tahap ini orang tua dan guru masih tetap memberi stimulasi/membacakan sesuatu pada anak sehingga dapat menjadi motivasi anak untuk selalu membaca diberbagai situasi. Tetapi yang harus diperhatikan, hendaknya orang tua atau guru tidak memaksa anak untuk membaca huruf dengan sempurna.
e)       Tahap membaca lancar  (independent reader stage)
Pada tahap ke lima anak sudah dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas, Menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan, bahan yang berhubungan secara langsung dengan pengalaman akan mudah dibaca oleh anak.
Pada tahap ini orng tua dan guru masih tetap membacakan berbagai jenis buku pada anak. hal ini dapat mendorong anak agar dapat memperbaiki bacaannya. Selain itu orang tua atau guru membantu menyeleksi bacaan yang sesuai dan mengajarkan cerita yang berstruktur.
Sumber : Permainan Membaca dan Menulis (Depdiknas, Tahun 2000)

Selasa, 02 Juli 2013

4 negara maju tanpa ujian nasional

1. finlandia
sebagai negara dengan sistem pendidikan termaju didunia tidak mengenal yang namanya ujian nasional
2. australia
di negara ini tidak mengenal ujian nasaional karena ujian bukan untuk kelulusan melainkan untuk menentukan kemana siswa tersebut akan melanjutkan pendidikannya
3. jerman
kebijakan yang diutamakan adalah membantu setiap peserta didik dapat berkembang optimal
4. kanada
di kanada tidak ada ujian nasional karena dianggap tidak manfaat

Selasa, 25 Juni 2013

wanita hebat

seorang wanita yang sedang hamil tua menggendong anak kecil kira2 berusia satu tahun...
Wanita  itu menghampiri setiap kerumunan orang, melakukan apa saja mulai dari bermodal wajah sedih sampai melakukan aksi-aksi yang mengundang banyak reaksi demi mendapatkan rupiah...

Peristiwa itu ku alami kira-kira 3 bulan lalu dan hari ini secara tidak sengaja aku bertemu lagi dengan wanita itu disebuah angkutan umum...

“maaak…(sebutan/panggilan seorang ibu)” wajah polos dan lucu merajuk mendekati wanita itu
"hemm….”, jawabnya penuh keihlasan sambil mengecup kening anak kecil itu...
bayi dalam dekapannya yang terbalut kain seadanya mulai merasa tidak nyaman, wanita itu berusaha menenangkan sang bayi, sampai akhirnya mereka turun dari angkot...

Ada perasaan menyayat hati layaknya ibu pada umumnya tak terasa air mataku menetesi pipiku...
Ingin rasanya aku juga mendekap bayi dalam gendongannya tapi apa hakku…
Aku hanya termangu menatap wanita itu berlalu, pikiranku berkecamuk, ya Allah apa yang bisa aku maknai dari pengalaman ini...

Kesetiaan seorang ibu pada anaknya takan tergantikan oleh apapun
Ketegaran, perjuangan, dan keikhlasan pada nasib yang harus dilakoninya
Dia akan melakukan apapun demi keberlangsungan hidip anaknya walau dia sendiri tidak tahu siapa ayah kedua anaknya
Yang dia tahu hidup terus berjalan tak perlu ada penyesalan atau mungkin berniat kembali
Menjalani hidupnya saat ini harus

Mencari inspirasi dari pandangan disekitar kita

thanks
ispirasiku dari sini

Jadi ingat pada sebuah riwayat kisah nabi Isa ketika sedang berjalan dipadang pasar bersama seorang sahabatnya Beliau bertemu bangkai seekor anjing yang sudah mulai membusuk. “hem, baunya menyengat sekali bangkai anjing ini, ulatnya bertebaran disisa-sisa daging busuknya..” nabi Isa memandangi bangkai itu lalu mendekatinya “wah bagus sekali giginya, putih bersih dan kuat”

Intinya kita harus melihat sisi baik dari sebuah ketidak baikan menurut pandangan mata, karena Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hambanya….
#inspirasibymom